Pola tidur yang tidak teratur, terkadang berujung pada insomnia. Bisa
dikatakan ini adalah penyakit era modern, karena semakin banyak orang
yang mengalaminya. Mungkin Anda juga termasuk di dalamnya.
Semakin banyak beban pekerjaan, semakin sering insomnia menghampiri.
Gangguan tidur yang cukup serius ini ternyata juga dialami oleh
seperempat penduduk di Amerika, demikian menurut Centers for Disease Control and Prevention.
Seperti dicatatkan National Institutes of Health, efek negatif dari
waktu tidur yang kurang ini, justru membuat orang akan semakin tidak
puas dengan hasil kerjanya. Berikut adalah fakta yang menjelaskan
mengapa orang tidak bisa tidur.
1. Insomnia diturunkan secara genetik
Penelitian tahun 2007 yang diterbitkan dalam The Journal Sleep menemukan
bahwa dari 953 orang dewasa, 35 persennya memiliki gangguan insomnia,
dan ternyata mereka memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami
gangguan tidur ini.
Menurut sebuah penelitian di tahun 2008, remaja dengan orang tua yang
menderita insomnia, memiliki risiko untuk menggunakan obat tidur yang
diresepkan, dan memiliki masalah mental. Remaja tersebut juga lebih
mungkin mengembangkan depresi dan kecemasan.
2. Insomnia tidak dapat diatasi dengan obat tidur
Jika Anda mengalami kesulitan bangun pada Senin pagi, bisa jadi Anda mengalami social jet lag.
Sebuah penelitian menunjukkan jika orang memiliki jadwal tidur yang
lebih larut lagi pada setiap akhir pekan, kemungkinan mereka akan
mengalami peningkatan berat badan hingga karena waktu tidur yang kurang.
"Bahkan perbedaan jam di saat Anda bangun atau tidur dapat
mempengaruhi ritme tidur Anda, tubuh membutuhkan waktu tidur yang
konsisten, " kata Colleen Carney, seorang psikolog di Ryerson University, Kanada.
Meskipun obat tidur masih sangat populer untuk bisa diandalkan, namun
obat ini tidak akan dapat memberikan kualitas tidur yang baik.
"Tidak ada yang membuktikan, pil tidur dapat menyembuhkan insomnia," kata Jack Edinger, sleep specialist di National Jewish Health Hospital, Colorado.
Bahkan,
dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ awal Februari lalu,
peneliti menemukan bahwa orang yang memakai obat tidur, hampir lima kali
lebih mungkin meninggal, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum
obat tidur. Gangguan tidur ini hanya dapat disembuhkan melalui terapi
kognitif.
3. Wanita lebih sering mengalami insomnia
Wanita dua kali lebih mungkin menderita insomnia daripada pria, menurut National Sleep Foundation.
Para ahli berspekulasi bahwa alasannya adalah, adanya keterkaitan
gangguan ini dengan hormon pada tubuh wanita. Terjaga saat malam, dan
mengantuk pada siang hari, terkait dengan perubahan hormonal dalam
siklus kehamilan, menopause, dan menstruasi.
Menurut jajak pendapat National Sleep Foundation tahun 1998, hampir 80 persen wanita dilaporkan lebih banyak tidur terganggu selama kehamilan dari pada waktu-waktu lainnya.
Bagi wanita yang mengalami menopause, ketika tingkat hormon tidak menentu, masalah tidur adalah keluhan yang umum .
Namun
seiring dengan perubahan hormon, insomnia juga dikaitkan dengan kondisi
seperti kecemasan, depresi, dan masalah pernafasan saat tidur.
Posting Komentar